Ekonomi digital Indonesia bakal tembus USD 130 miliar di 2025—jadi yang terbesar di Asia Tenggara. Di sisi lain, UMKM menyumbang 61,9% terhadap PDB dengan jumlah mencapai 65,5 juta unit usaha dan menyerap 119 juta tenaga kerja (97% total tenaga kerja nasional). Nah, yang bikin menarik: Wamenbud Giring Tech Budaya Ekonomi Digital UMKM Indonesia jadi strategi konkret pemerintah buat ngegabungin kekayaan budaya dengan ekonomi digital.
Dalam acara puncak kompetisi “Budaya Go!” di Jakarta Pusat (7 Desember 2025), Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha Djumaryo tegas bilang: teknologi harus dimanfaatkan supaya kebudayaan nggak cuma dilestarikan, tapi juga bisa jadi sumber penghasilan dengan nilai ekonomi dan bisnis. Bukan sekadar wacana—ini didukung data konkret dan program terukur.
Daftar Isi:
- Strategi Wamenbud Giring: Tech + Budaya = Ekonomi Berkembang
- Data Terbaru UMKM Indonesia Desember 2025
- Kompetisi Budaya Go! 2025: Inovasi Digital Anak Muda
- Target 70% UMKM Go Digital: Realitas vs Harapan
- Ekonomi Digital Indonesia Tembus USD 130 Miliar di 2025
- QRIS dan Pembayaran Digital: Game Changer UMKM
- AI dalam Budaya: Alat Bantu, Bukan Pengganti Manusia
1. Strategi Wamenbud Giring: Tech + Budaya = Ekonomi Berkembang

Giring menyatakan bahwa tugas generasi muda adalah mengembangkan dan memanfaatkan teknologi agar kebudayaan dapat menjadi sumber penghasilan dengan nilai ekonomi dan bisnis. Pernyataan ini bukan asal bicara—ada roadmap jelas di baliknya.
Kompetisi “Budaya Go!” yang diselenggarakan dari 23 Oktober hingga 7 Desember 2025 bertujuan mendorong inovasi digital menghadirkan nilai-nilai budaya secara modern, interaktif, dan mudah diakses melalui platform seperti gim, kecerdasan buatan (AI), aplikasi, dan situs web. Ajang ini diikuti 627 tim yang melewati proses kurasi bertingkat serta tahap pendalaman dan mentoring bersama 12 ahli di bidang konten budaya dan teknologi digital.
Hasilnya nyata. Tahap akhir seleksi menyisakan 20 finalis yang terdiri dari 10 tim kategori pelajar/mahasiswa dan 10 tim kategori profesional. Pemenang utama kategori Pelajar/Mahasiswa: Little Vietnam, 25PERSEN, dan Masukkan Nama Tim Anda. Sedangkan kategori Profesional diraih oleh Nusaheritage.id, AIN E-MBAT Gamelan Tuner, dan PANTUNESIA DEV.
“Kita harus menggunakan teknologi untuk mengembangkan dan memanfaatkan kebudayaan agar ujungnya tidak hanya menjadi bagian dari pelestarian, tetapi juga menghasilkan lapangan pekerjaan baru karena kita tahu bahwa ada ekonomi di kebudayaan,” kata Giring.
Pelajari lebih lanjut tentang digitalisasi UMKM di Indonesia.
2. Data Terbaru UMKM Indonesia Desember 2025: Angka yang Membanggakan

UMKM bukan cuma bisnis kecil-kecilan. Data per 31 Desember 2024 menunjukkan ada 30,18 juta UMKM terdaftar di Kementerian UMKM (belum termasuk sektor pertanian dan perikanan). Kalau digabung sama sektor agrikultur berdasarkan Sensus Pertanian BPS 2023, angkanya mencapai 65,5 juta unit.
Kontribusi ekonomi UMKM bikin kagum:
- 61,9% dari PDB Indonesia (sekitar Rp8.573 triliun)
- Menyerap 119 juta tenaga kerja (97% total angkatan kerja nasional)
- Kontribusi ekspor 15,7% dari total ekspor nasional per Januari 2025
Yang bikin ngenes, baru sekitar 24-25% UMKM yang udah go digital per 2024. Padahal data menunjukkan 70% pelaku UMKM mengalami kenaikan pendapatan rata-rata 30% setelah tergabung dalam ekosistem digital (survei CORE). Target pemerintah 30 juta UMKM go digital masih jauh dari kenyataan.
Tapi ada kabar baik. Indonesia memiliki potensi pertumbuhan ekonomi digital senilai USD 130 miliar di tahun 2025, tertinggi di Asia Tenggara. Artinya? Peluang buat UMKM yang mau digital masih sangat besar.
3. Kompetisi Budaya Go! 2025: Bukti Inovasi Digital Anak Muda

Malam Apresiasi Budaya Go! 2025 berlangsung di Pos Bloc, Jakarta Pusat pada 7 Desember 2025. Acara diawali dengan mengheningkan cipta untuk korban bencana alam di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat—menunjukkan kepedulian di tengah pencapaian.
Kompetisi berlangsung sejak 23 Oktober sampai 7 Desember 2025, meliputi pendaftaran, seleksi, pendalaman substansi bersama mentor, uji demo produk, sampai Grand Final di Jakarta. Yang keren, peserta dapat bimbingan langsung dari praktisi industri kreatif dan ahli teknologi digital.
“Artificial Intelligent (AI) tidak boleh menggantikan peran manusia dan budayawan, tetapi AI harus membantu budayawan melestarikan dan mengembangkan kebudayaan,” ujar Giring dalam keterangan pers (8 Desember 2025).
Pelajaran penting: Gen Z Indonesia nggak cuma jago bikin konten viral, tapi juga capable bikin produk digital yang punya value ekonomi dan budaya. Dari 627 tim peserta, 20 finalis terpilih berhasil bikin aplikasi, game, dan platform digital yang bisa langsung dipakai masyarakat.
Contoh konkret: AIN E-MBAT Gamelan Tuner adalah aplikasi AI untuk tuning gamelan, Nusaheritage.id platform digital untuk mengakses warisan budaya Indonesia, dan PANTUNESIA DEV yang mengembangkan konten pantun berbasis teknologi.
4. Target 70% UMKM Go Digital: Realitas vs Harapan

Melalui program UMKM Go Digital, pemerintah menargetkan 70% UMKM sudah terkoneksi dengan platform digital pada akhir 2025. Realistis nggak? Mari kita bedah.
Program pemerintah yang udah jalan:
- Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga rendah
- KUR Khusus Digital untuk UMKM berbasis teknologi
- Pelatihan literasi digital gratis
- Integrasi sistem pembayaran digital (QRIS)
Hingga Semester I 2025, pengguna QRIS telah mencapai 57 juta, dengan 39,3 juta merchant (93,16% diantaranya UMKM), menghasilkan 6,05 miliar transaksi senilai sekitar Rp 579 triliun. Ini pencapaian luar biasa dalam akselerasi digitalisasi pembayaran.
Tapi ada masalah struktural. Literasi digital masih rendah, terutama di daerah pedesaan. Infrastruktur internet masih timpang—Jakarta vs Papua beda jauh. Data DataReportal 2025 mencatat, dari 224 juta pengguna internet, masih ada sekitar 60 juta Indonesians yang tidak punya akses koneksi stabil.
Solusinya? Kebijakan pemerintah UMKM tahun 2025 mencakup pelatihan kewirausahaan, manajemen usaha, serta sertifikasi kompetensi melalui Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP). Sertifikasi ini penting supaya UMKM bisa ekspor ke luar negeri dan bersaing di pasar global.
5. Ekonomi Digital Indonesia Tembus USD 130 Miliar di 2025

Berdasarkan laporan e-Conomy SEA 2025 yang dirilis oleh Google, Temasek, dan Bain & Company, nilai ekonomi digital Indonesia diproyeksikan melampaui USD 130 miliar, menjadikannya yang terbesar di Asia Tenggara. Ini pertumbuhan dari USD 90 miliar di 2024, atau naik sekitar 14% year-on-year.
Sektor utama ekonomi digital Indonesia:
- E-commerce – USD 91 miliar (tumbuh 14%)
- Transportasi online dan food delivery – USD 10 miliar (tumbuh 13%)
- Online travel – USD 9 miliar (tumbuh 11%)
- Media online – USD 9 miliar (tumbuh 16%)
Yang bikin menarik, video commerce jadi penggerek utama pertumbuhan e-commerce. Jumlah penjual yang menggunakan video melonjak hingga 75% YoY menjadi 800.000, sehingga mendorong peningkatan sebesar 90% dalam volume transaksi tahunan menjadi 2,6 miliar. Indonesia jadi pemimpin video commerce terbesar di Asia Tenggara.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menegaskan pertumbuhan ekonomi dan keuangan digital Indonesia merupakan salah satu yang tercepat di dunia. Pada triwulan III 2025, volume transaksi pembayaran digital mencapai 12,99 miliar transaksi atau tumbuh 38,08% (yoy), sejalan dengan perluasan akseptasi dan kanal pembayaran digital.
Transaksi digital nasional mencapai Rp59,4 ribu triliun, atau sekitar tiga kali PDB Indonesia. Angka fantastis yang menunjukkan betapa digital udah jadi tulang punggung ekonomi Indonesia.
6. QRIS dan Pembayaran Digital: Game Changer untuk UMKM

Hingga Semester I 2025, pengguna QRIS telah mencapai 57 juta, dengan 39,3 juta merchant (93,16% diantaranya UMKM), menghasilkan 6,05 miliar transaksi senilai sekitar Rp 579 triliun. Ini bukan angka main-main.
Kenapa QRIS penting banget buat UMKM?
- Nggak perlu mesin EDC mahal
- Transaksi tercatat otomatis (mudah untuk pembukuan)
- Pembeli jaman now lebih suka cashless
- Bisa dapat data customer untuk analisis bisnis
Bank Indonesia bahkan luncurkan QRIS tanpa pindai (tap aja langsung). Ini jawaban buat UMKM yang selama ini “gaptek” atau ribet sama teknologi. Cukup dekatkan perangkat, transaksi selesai. Memungkinkan transaksi pembayaran cukup dengan mendekatkan perangkat, tanpa perlu kamera, yang mempercepat dan menyederhanakan proses transaksi digital.
Pemanfaatan sistem pembayaran digital, salah satunya melalui QRIS, telah menjangkau hampir 60 juta pengguna menghadirkan kemudahan, efisiensi, dan kecepatan. Sekitar 93 persen dari pengguna QRIS tersebut merupakan UMKM.
Proyeksi pembayaran digital akan mencapai Rp2.908,59 triliun pada 2025, naik 16,73% dari 2024 (data CELIOS Indonesia Digital Economy Outlook 2025). Sementara pinjaman online diperkirakan mencapai Rp365,70 triliun, menunjukkan meningkatnya kepercayaan terhadap layanan pinjaman digital.
Contoh nyata: Pelaku usaha kuliner di berbagai daerah melaporkan penjualan naik 30-40% setelah pakai aplikasi pengantaran makanan dan QRIS. Dari lokal jadi regional, bahkan bisa menjangkau pasar yang lebih luas.
7. AI dalam Budaya: Alat Bantu, Bukan Pengganti Manusia

“Artificial Intelligent (AI) tidak boleh menggantikan peran manusia dan budayawan, tetapi AI harus membantu budayawan melestarikan dan mengembangkan kebudayaan,” ujar Giring dalam acara Budaya Go! (8 Desember 2025).
Contoh implementasi AI di sektor budaya dari kompetisi Budaya Go!:
- Digitalisasi arsip warisan budaya dengan machine learning
- Penerjemah bahasa daerah otomatis untuk akses lebih luas
- Virtual reality tour museum dan situs budaya
- AI tuner untuk gamelan (AIN E-MBAT Gamelan Tuner – pemenang kategori Profesional)
Data menarik: 80% pengguna di Indonesia berinteraksi dengan alat berbasis AI setiap hari, tertinggi kedua di kawasan Asia Tenggara. Antusiasme pasar tercermin dari pertumbuhan pendapatan aplikasi berbasis AI yang melonjak hingga 127% antara paruh pertama 2024 dan paruh pertama 2025.
Yang penting dipahami: teknologi itu alat, bukan pengganti. Budayawan tetap yang paling ngerti konteks, filosofi, dan makna di balik setiap karya budaya. AI cuma mempermudah proses dokumentasi, distribusi, dan akses.
“Saya selalu yakin kebudayaan bukan hanya soal masa lalu, tetapi ekspresi jiwa yang dituangkan dengan cara-cara baru. Kementerian Kebudayaan berkomitmen memperkuat ekosistem kebudayaan Indonesia,” kata Giring dalam Pagelaran Musik Kolaborasi sebagai penutup rangkaian Hari Kebudayaan 2025 di Yogyakarta.
Baca Juga Ghost Kitchen Indonesia 2025 Peluang Bisnis F&B Modal Minim
Formula Sakti Wamenbud Giring Tech Budaya Ekonomi Digital UMKM Indonesia
Data nggak bohong: Wamenbud Giring Tech Budaya Ekonomi Digital UMKM Indonesia bukan sekadar jargon. Ini strategi konkret dengan hasil terukur. Dari 65,5 juta UMKM yang menyumbang 61,9% PDB, dari ekonomi digital USD 130 miliar (terbesar di Asia Tenggara), dari 119 juta tenaga kerja yang diserap—semua poin ke satu arah: digitalisasi budaya adalah jalan ke depan.
Ringkasan Data Penting:
✅ Ekonomi digital Indonesia: USD 130 miliar di 2025 (terbesar di ASEAN)
✅ UMKM: 65,5 juta unit, kontribusi 61,9% PDB, serap 119 juta tenaga kerja
✅ 70% UMKM digital bisa naikin pendapatan 30% (data survei CORE)
✅ QRIS: 57 juta pengguna, 39,3 juta merchant (93% UMKM), 6 miliar transaksi
✅ Pembayaran digital Rp2.908 triliun di 2025 (naik 16,73%)
✅ Kompetisi Budaya Go! 627 tim peserta, 20 finalis, bukti Gen Z capable
✅ 80% pengguna Indonesia interaksi dengan AI setiap hari
Tinggal sekarang: mau jadi penonton atau pemain? Wamenbud Giring Tech Budaya Ekonomi Digital UMKM Indonesia adalah blueprint konkret buat ekonomi kreatif masa depan. Budaya + Tech + UMKM = Formula Sakti Ekonomi Indonesia.
Pertanyaan buat kamu: Dari 7 poin di atas, mana yang paling relate sama kondisi UMKM atau budaya di daerahmu? Share di kolom komentar!